Wednesday, February 4, 2009

Informasi spesialisasi di Jerman

Informasi spesialisasi di Jerman

Spesialisasi di Jerman tidak seperti di Indo atau negara lain. Disini spesialisasi dianggap sebagai profesi.

Jadi selama spesialisasi harusnya dibayar/digaji setiap bulan, tapi karena kita WN asing, kita tidak mendapatkan hal tsb.

Untuk spesialisasi (Facharztausbildung) di Jerman kita memerlukan 3 jenis visa:
  1. Arbeitserlaubnis (visa kerja), karena status kita pekerja, bukan mahasiswa (student). Biasanya dapat untuk 1-2 tahun dan harus rutin diperpanjang sesuai masa berlakunya.
  2. Berufserlaubnis (visa profesi, dikeluarkan oleh Landesamt für Gesundheit). Biasanya untuk 2 tahun.
  3. Aufenhaltserlaubnis (ijin tinggal). Ini tergantung dari Arbeitserlaubnis. Biasanya dapat 1 tahun. Biasanya pertama kali kalo urus dari indo, dapat hanya untuk 3 bulan. Waktu 3 bulan ini dipergunakan untuk mengurus ijin2 yang lainnya untuk masuk spesialiasi.Dan seandainya makan waktu lebih dari 3 bulan, ijin tinggal ini dapat diperpanjang lagi di Ausländerbehörde (kantor imigrasi Jerman untuk orang asing)


First step:
  • browsing di internet mengenai jurusan spesialiasi yang diinginkan. Biasanya www.uni- (nama kota).de,contohnya www.uni-bonn.de, or www.uni-berlin.de, dll.
  • Dari situ bisa cari jurusan medizin, dan biasanya keluar daftar rumah sakit pendidikannya.
  • cari nama profesor kepala bagian jurusan yang ingin diambil, dan mulai korespondensi dengan prof tsb. Isinya berupa surat perkenalan, dan mungkin ditambah informasi bahwa kamu mendapatkan beasiswa (stipendium) dari indo (liat dibawah mengenai keterangan beasiswa). Jadi dia akan tau bahwa kamu tidak perlu dibayar. Karena spt yang sudah saya bilang, spesialiasi di Jerman adalah bekerja, dan dapat gaji, jadi biasanya jatah pekerja di rumah sakit di batasi sehingga mereka tidak bisa menghire pekerja baru, apalagi orang asing yang notabene bahasa Jermannya masih belum lancar.

Dokumen2 yang harus diurus:
  1. akte kelahiran.
  2. ijazah Sked dan transkrip nilai Sked.
  3. ijazah dokter dan transkrip nilai dokter.
  4. surat kolegium IDI( piagam pengakuan keprofesian dokter) yang menyatakan kamu sudah menyelesaikan pendidikan dokter dan tidak pernah malpraktek. Kalau dari universitas lain, gak tau deh ya ada atau gak.
  5. surat keterangan anggota dari IDI. Kamu harus jadi anggota dulu, daftar ke IDI. Jadinya setelah 1 bulan kalo gak salah.
  6. surat tunda ptt. Tapi tidak usah dilegalisir (begläubigen) dan tidak usah diterjemahkan ke bahasa Jerman. Kalau sudah ptt malah lebih bagus, nah yang ini mungkin ada gunanya diterjemahkan.
  7. surat rekomendasi kampus or dokter spesialis or profesor bidang yang mau dipelajari.
  8. surat keterangan beasiswa, dari rumah sakit atau lembaga tertentu. Banyak kenalan sih yang buat dari perusahaan orang tua or perusahaan apa aja dengan jumlah kira2 1000 euro per bulan. Ini formalitas aja, cuma untuk memenuhi persyaratan. Isinya kira kira: si x pernah bekerja dengan kami sejak...sampai..... Saat ini dia akan melanjutkan speisalisasi di Jerman. oleh karena itu, kami akan mengirimkan uang ke rekening pribadinya setiap bulan sebanyak xxxx euro.
  9. surat bukti sumpah dokter.
  10. sertifikat zd dan atau zmp dari Goethe institut (Jl. Sam Ratulangi, Menteng Jakarta). Bisa kursus juga di sana or kursus privat. Info terbaru dari Frau Wulan (Guru les bahasa Goethe), sekarang tidak usah ambil zd, bisa langsung ambil zmp. Tapi bener-bener bahasa Jerman ini amat sangat penting untuk dimantepin, karena kalian belom tentu ada waktu lagi untuk ekstra les bahasa disini.
  11. surat keterangan izin belajar dari Dinkes jalan kesehatan, Tomang (untuk yang tinggal di Jakarta). Contact person : ibu Erry.
  12. surat keterangan izin belajar di luar negeri dari Depkes (contact person : ibu Yuli, Depkes lantai 4, bagian kepegawaian telp 5201590 ext 4005, hp 0816 134 7867)

Untuk dokumen nomor 11 dan 12 ini, cuma bisa didapat kalau kamu sudah dapat surat penerimaan dari rumah sakit yang mau menerima kamu di Jerman. Tinggal bawa surat penerimaan tsb beserta fotokopi ijazah dan foto. Dulu sih tidak perlu bayar, hanya kasih uang cape aja ke ibu Yuli.
Surat penerimaannya sebelumnya perlu diterjemahkan dulu ke bahasa indo, terjemahin sendiri aja cukup kok. Kalau ada pertanyaan langsung aja hubungi ibu Yuli.

Ingat, tinggalkan kopi dokumen masing2 terjemahan dan asli bahasa indo di tempat kamu tinggal (rumah). Untuk jaga2 seandainya kamu perlu urus apa, kan jadinya gampang karena di rumah sudah ada arsipnya.

Informasi penerjemah:

Kalau mau ke Akhmad Robani aja, lokasinya di Kebayoran Lama. Tarifnya paling murah, dapat 5 lembar harganya kalo gak salah 60 ribu, yang lain 75 ribu.

Daftar penerjemah bahasa Jerman yang diakui dan formulir permohonan visa bisa diminta di lantai 1 kedutaan Jerman di Indonesia (Jl. M.H. Thamrin di Jakarta) atau kantor perwakilan kedutaan Jerman di kota2 besar lainnya di Indonesia.

Kalau sudah selesai, masukkan semua berkas2 ke kedutaan lantai dasar, sekalian jg berkas2 yang mau dilegalisasi juga, jangan sedikit2, soalnya kalau bolak balik minta dicap, akan dikenakan biayanya berulang kali juga. Biaya untuk 1 kali beglaubigen itu 250 ribu perlembarnya kalo tidak salah. Jadi kalo ada 5 dokumen masing2 5 lembar kan 25 lembar, nanti bayar 25 kali 250 ribu itu kan mahal banget.

Tapi kalau sudah terlanjur dimasukkan dan ternyata masih ada yang di beglaubigen, tidak usah 5 yang dibeglaubigen, 1 aja cukup. Nanti kasih ke Jerman-nya yang fotocopy aja.

Dokumen penting lainnya:
  • bank note (surat jaminan dari bank). Terserah bank apa saja. kalo aku sih Bank Mandiri , minta contoh suratnya dari kedutaan (lantai 1 juga).
  • lebenslauf/CV dalam bahasa Jerman. Bisa minta tolong ke Frau Wulan/ guru Goethe/ or guru privat kalian/ buat sendiri.
Penting!!

Waktu daftar untuk permohonan visa, jangan kasih tau info apa2 selain bestätigung dari sekolah bahasa, jaminan keuangan, form keuangan dari kedutaan, rekening bank dan formulir permohonan visum plus pasfoto.

Tidak perlu kasih STTB SMA atau segala macam. Dari pengalaman pribadi sih , kalau kita mengaku dokter malah akan bermasalah, visanya lama sekali keluarnya.

Maka dari itu kalau apply visum bilang aja mau sekolah bahasa. Dan seandainya tetep aja ketauan kamu dokter, terus aja bilang cuma mau sekolah bahasa. Jangan bilang mau spesialisasi, karena kalau tertulis di komputer mereka bahwa kita mau spesialisasi, visa kita bakal lama keluarnya. Kita jadi harus urus semuanya dari Indo (berufserlaubnis, aufenthaltserlaubnis und arbeitserlaubnis).

Pengalaman saya ngurus semua itu dari indo, dibantuin oleh orang indo yang ada di Jerman, tetep aja makan waktu 1 tahun lebih!!!!!


Udah dulu kali ya. Seandainya masih ada pertanyaaan apa tanya aja. Informasi ini diforward aja untuk semua yang membutuhkan. Jangan pelit informasi, jangan takut bersaing atau ada pikiran picik tidak mau orang lain berhasil juga. Kan diberkati untuk memberkati.

Ok deh, selamat mengurus, dan good luck..

gbu

Darmady Darmawan

2 comments:

  1. terima kasih banyak infonya kk, btw surat keterangan beasiswanya tuh maksudnya emang beasiswa resmi gt ato kita pura2 dapet beasiswa kk? soalnya kk bilang kenalan kk bikin dari perusahan ortunya ya?

    Aldwin.

    ReplyDelete
  2. hallo, maaf baru sekarang dijawab :)

    Beasiswa ada bermacam-macam. Yang penting ditulis bahwa ongkos hidup kita dijamin selama pendidikan di Jerman. Ada yang dapat dari Perusahaan obat, ada yang dapat dari universitas, ada yang dapat dari Rumah Sakit di jakarta, ada yang dapat dari perusahaan lainnya. Yang penting jangan sampai terlihat bahwa ada hubungan keluarga, karena pemerintah Jerman tidak mau kalau itu berhubungan dengan keluarga. Selama ini sih kita gak pernah tahu kalau ada yang di cek di bank accountnya ... apa terjadi pengiriman setiap bulannya. Tetapi pernah terjadi pemerintah jerman (Ausländerbehörde) menelpon perusahaan yang memberikan beasiswa dan bertanya apakah benar atau tidak.

    Semoga membantu!

    ReplyDelete