Tuesday, January 26, 2010

Garis besar pengambilan program spesialisasi di Jerman

Berikut tanya jawab dari rekan kita Darmady.



1. Garis besar pengambilan program spesialisasi di Jerman

Pengakuan ijazah kita oleh lembaga di Jerman yang bersangkutan (lihat blog sebelumnya). Ijazah kita harus di periksa oleh Landesamt für Gesundheit, apakah setara dengan di Pendidikan dokter di Jerman.


Dibutuhkan 3 jenis Visa (Berufserlaubnis, Arbeitserlaubnis dan Aufenthaltserlaubnis)


Prinsipnya, ada 2 cara untuk spesialisasi di Jerman:
a. Sebagai penerima Beasiswa (dari lembaga di indonesia dengan bukti tertulisnya), dengan konsekuensi tidak mendapatkan gaji dari rumah sakit di Jerman selama program spesialisasi.
b. Sebagai pegawai di rumah sakit Jerman (menerima gaji bulanan).
Status residen setaraf dengan pegawai, jadi akan menerima gaji seperti layaknya seorang pegawai.
Tetapi untuk menjadi status pegawai, tidak mudah. Banyak yang harus di tempuh. Salah satunya juga ujian persamaan (Kenntnisstandprüfung, yang di maksud sebagai ujian untuk menentukan apakah kualitas kita sama seperti dokter Jerman). Dan biasanya kalau ingin mendapatkan gaji, kemungkinannya akan lebih besar kalau melamar di kota-kota kecil.


2) Apabila perlu menunjukkan jaminan keuangan, berapa besarnya selama setahun?

Dulu saya hanya mempunyai tabungan seperti yang di minta kedutaan Jerman di Indonesia, kalo tidak salah 7200 euro.

3) Berapa rata2 biaya hidup di Jerman selama 1 bulan?


Kalau aku boleh bilang, minimal 600 Euro per bulan. Tapi tentu saja, ini bisa berubah sesuai dengan gaya hidup masing masing.

4) Kalo misalnya aku ingin ambil bedah plastik di Jerman, apakah bidang itu "kursi" yang disediakan sedikit per universitasnya?


Balik ke poin nomor 1. Tergantung kamu mau jadi pegawai, atau mau sebagai Stipendiat. Kalau sebagai Stipendiat, saya rasa kamu pasti akan di terima, karena rumah sakit tidak perlu mengeluarkan budget untuk membayar gaji kamu. Tetapi kalau mau menjadi pegawai, harus berjuang cari lowongan dan prosedur lainnya seperti layaknya orang yang mencari pekerjaan.

5) Apakah cukup kursus bahasa Jerman selama 1 tahun di Goethe?

Sebaiknya kursus Jerman sebaik-baiknya kalau memang mau ke Jerman. Kadang suka dianggap remeh oleh orang Jerman kalau bahasa Jerman kita terlalu minim.

Semoga bisa membantu..
Salam.

Ongkos hidup di Jerman

Ongkos hidup standard di Jerman dapat dibagi sebagai berikut:


1. Akomodasi (mulai dari 200 Euro/bulan)

Harga sewa apartemen/Wohnung di Jerman berbeda-beda, tergantung
  • besar : jumlah kamar, dapur di dalam/luar, WC di dalam/luar
  • lokasi
Daftar Wohnung2 yang disewakan bisa didapat dari koran, internet (misalnya immowelt.de, immobilienscout24.de, studenten-wohnung.de, dll) atau dari informasi mulut ke mulut.


2. Transportasi (mulai dari 150 Euro/bulan)

Mempergunakan angkutan umum di Jerman sangat mudah dan praktis. Jadwal bis dan kereta sangat jelas di tiap2 stasiun kereta dan pemberhentian bis.
Jenis tiket juga bermacam-macam untuk segala macam kebutuhan. Misalnya untuk yang setiap hari bepergian, lebih baik membeli tiket bulanan. Harga bisa dilihat di internet di website perusahaan angkutan masing2 wilayah.


3. Konsumsi (mulai dari 100 Euro/bulan)

Ini tentu saja tergantung kebiasaan masing2.


4. Asuransi (mulai dari 150 Euro/bulan)

Setiap orang yang tinggal di Jerman diharuskan untuk memiliki asuransi kesehatan (Krankenversicherung/KV).

Ada 2 jenis KV :
  • Gesetzliche KV / GKV - biasanya iuran bulanan lebih rendah dan cakupan pelayanan lebih sedikit dibandingkan dengan PKV. Daftar GKV dapat dilihat sebagian di sini
  • Private KV / PKV - Daftar PKV dapat dilihat sebagian di sini
Jadi harus memilih yang mana? Ini semua tergantung preferensi masing-masing.


5. Biaya lain-lain, misalnya untuk rekreasi dan shopping :)


Jadi sebenarnya dengan +/- 600 Euro/bulan, kita sudah bisa hidup layak di Jerman. Tapi ini semua tergantung gaya hidup kita masing2.

Monday, January 25, 2010

Berikut adalah kutipan dari korespondensi salah satu rekan sejawat kita.

Your enquiry to Dr. Klassen of March 15, 2009 has been forwarded to the Physician Resource Coordination Office (PRCO) of Manitoba Health & Healthy Living for reply.
My name is Gary McIntosh and I am a Liaison in that office, whose role is to help physicians like yourself gain entry to practise medicine in Manitoba.
Dr.Klassen has provided you an excellent resource, the website of www.healthemployment.ca provides all the information you were requesting.

1. In summary, to enter into the International Medical Graduate (IMG) program in this Province, it is essential that you have taken and passed the Medical Council of Canada Evaluating Exam (MCCEE). This is the first step and must be successfully completed before you can move forward.
2. Once you have this exam you would register with our office, be assigned a PRCO registration number and forward your CV to the PRCO for cursory review.
3. Your next step is to register with the College of Physicians and Surgeons of Manitoba (CPSM) directly by filling out an application with them to determine eligibility. Should the College approve your credentials, you would then be in a better position to approach the rural & northern Regional Health Authorities (RHAs) throughout the Province (as identified on the website) about employment offers.
4. The next step is a Pre Screening Interview and you would be able to have an interview with or without an employment offer.
5. However, if you are successful in the interview it is a requirement that you have a contract of employment with an RHA/Manitoba employer to enter the four month Orientation and Clinical Field Assessment.
6. Upon satisfactory completion of the Orientation/Assessment you would begin your practice with your sponsoring employer. In respect to remuneration, the sponsoring employer would pay a basic level of remuneration, plus your insurance and licensure fees during your Orienation/Assessment.
7. In return, you would be required to sign a Return of Service contract committing to remain in the employment of your sponsor for a specified period of time (usually two years)..

Hopefully, this will assist you in understanding the requirements of the process.
As noted, getting started requires the MCCEE and this should be your initial goal.
Once you have that qualification, our office will register you and guide you through the process.

Should you have questions or concerns in the interim, please do not hesitate to contact me at the above noted email address or on my cell phone at (204)918-6712.
I look forward to working with you and we would be delighted to see you working as a physician in the Province of Manitoba. It is a great place to live & work!

Regards,
Gary McIntosh
Liaison, PRCO
Manitoba Health & Healthy Living

Informasi dari University of Iowa, USA

Berikut adalah kutipan dari korespondensi salah satu rekan sejawat kita dengan universitas di USA.


Your inquiry was forwarded on to me since I direct the graduate medical education efforts at the University of Iowa. If I understand correctly, you will graduate with a medical degree and some practical training in 2008. Subsequently you are interested in pursuing some more specialized training.


Here are a few issues for you to consider that may help with your planning:


* International medical graduates can pursue training here in the United States, and several of our training programs have taken international residents into their programs.

* We sponsor both residency training (20programs) and fellowship training which is advanced training after residency (45programs). It sounds like you would be potentially looking for a residency program (e.g. paediatrics, radiology, surgery).

* Individual residency programs each manage their own application and interviewing activities.

* Nationally, application by international graduates is governed by the Educational Commission for Foreign Medical Graduates (ECFMG). I’d suggest that you contact them to get further details.

* ECFMG has certain expectations of international graduates such as taking a Clinical Skills Assessment and an English proficiency test. Additionally, you would need to take standardized tests from the United States Medical Licensure Exam (commonly known as USMLE Step 1&2), and ultimately apply for a Visa.


An additional source of information for you would be from the Electronic Residency Application Service (ERAS) as all US training sites participate in this centralized process to access applications.


As at most sites in the United States, here at the University of Iowa individual residency programs assess the quality of the applications that they receive and then decide which applicants can be invited for an interview. While all of our residency programs consider applications from international students, the majority of all training positions end up being filled by US graduates. There are no special scholarships to support our residents, but all individuals in our programs are paid for their employment by the hospital (current entry level salary is $39,000).


Although this sounds like a long and complex process, every year our residencies do accept some international graduates. I’d encourage you to contact the ECFMG and ERAS to learn more about this process. Also you will need to sort out which specialty best suits your aspirations.


Good luck,

Mark

Belajar Kedokteran di Amerika, siapa takut?

BELAJAR KEDOKTERAN DI AMERIKA, SIAPA TAKUT?

Dikutip dari hasil audiensi antara FK Unika Atma Jaya, Senat Mahasiswa FK Atma Jaya, Dr. Ratih Sudharto dan suami. Dikompilasi oleh Bidang Pendidikan dan Profesi Kedokteran (BIDPENDPRO) Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya. Terima kasih kepada: FK-UAJ, dr. Ratih dan suami, rekan-rekan bidang 1 SMFK-UAJ, dan Prianto 2005.


Sebuah kesempatan yang amat baik, ketika ada seorang alumni kita berbagi cerita dengan rekan-rekannya dan mahasiswa. Dr. Ratih Sudharto, alumni FK-UAJ, dan suaminya hadir dalam audiensi „Kiat Melanjutkan Studi di Luar Negeri, khususnya Amerika Serikat“ yang difasilitasi oleh Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya. Audiensi ini dilaksanakan pada Rabu, 16 Juli 2008, di Ruangan Studio, Gedung Damianus, Kampus FK-UAJ, mulai pukul 11:00 hingga 12:30 WIB.

Peserta yang hadir pun beragam dari orang tua, dokter alumni, mahasiswa klinik, dan pre-klinik. Pembicara audiensi, dr. Ratih, kini sudah menyelesaikan studinya di Amerika Serikat, yaitu bidang Kedokteran Keluarga dan telah bekerja di sana .

Belajar kedokteran di luar negeri sering menjadi momok yang besar bagi mahasiswa kedokteran. Di balik keinginan untuk memperoleh pengalaman yang lebih luas, namun sering terhambat dengan ketidakpercayaan diri atau keterbatasan ekonomi, bahkan keterbatasan berbahasa.

Menurut dr. Ratih, sebelum kita memutuskan melanjutkan studi ke luar negeri, kita sudah harus mempunyai alasan yang kuat. Kita harus dapat menjawab pertanyaan kepada diri kita: âMengapa saya mengambil spesialisasi di Amerika Serikat?â Jika sudah terjawab, seyogyanya dapat menjadi dasar motivasi yang kuat bagi kita untuk menuntut ilmu. Dedikasi kita pun tidak boleh lemah atau rapuh. Bila lemah, mungkin mengikuti ujian USMLE saja dapat langsung menyerah.

*Perbandingan*
Tentunya kita dapat membandingkan biaya yang harus keluar dari kocek untuk belajar ke Amerika. Selain biaya tiket dan keimigrasian tentunya, biaya ujian USMLE (United States Medical Licensing Examination) sekitar 700 hingga 1.200 USD. Untuk biaya dari tiba di Amerika, ujian USMLE, dan hingga diterima residensi dapat menghabiskan kurang lebih 30.000 USD. Tampaknya memang lebih murah dari spesialisasi dalam negeri.

USMLE STEP 1
Sama seperti kita saat menghadapi EBTANAS, UAN, atau SMPTN, untuk ujian USMLE pun ada semacam bimbel alias bimbingan belajar yaitu Kaplan Course.

USMLE ini adalah ujian untuk mendapatkan lisensi untuk praktik kedokteran di Amerika Serikat. (Untuk informasi lebih lanjut, rekan dapat mengunjungi tautan www.usmle.org). Ada 3 macam ujiannya, yaitu
USMLE Step 1, Step 2, dan Step 3, yang dilakukan secara terpisah.

USMLE Step 1 adalah ujian ilmu sains dasar. Jika kita sudah selesai pre-klinik, kita dapat mengambilnya. Materi yang diujikan adalah ilmu anatomi, ilmu perilaku, biokimia, mikrobiologi, patologi, farmakologi, fisiologi, genetika, ilmu penuaan (aging), immunologi, ilmu gizi, biologi sel dan molekuler. Ujiannya akan terdiri dari 336 butir soal pilihan ganda dan dikerjakan dalam 7 jam.

USMLE STEP 2
USMLE Step 2 adalah ujian pengetahuan kedokteran (clinical knowledge, CK) dan kemampuan kedokteran (clinical skill, CS). Pesertanya harus sudah lulus dari fakultas kedokteran (bergeral dokter atau MD, Medical Doctor). Yang diujikan adalah materi ilmu penyakit dalam (interna), ilmu kebidanan dan penyakit kandungan (obstetrik
> ginekologi), ilmu kesehatan anak (paediatri), ilmu kedokteran pencegahan (preventive medicine), ilmu kedokteran jiwa (psikiatri), dan ilmu bedah (surgery). Pada ujian CK diujikan materi-materi diatas dalam bentuk soal berpilihan ganda. Materi ujian berjumlah 370 butir
dalam 7-8 jam.

Kesulitan yang mungkin dapat dihadapi bagi dokter Indonesia adalah perbedaan prosedur atau tatalaksana dari perawatan penyakit. Misalnya dalam tata laksana appendisitis di Indonesia dilakukan ultrasonografi, sedangkan yang di Amerika adalah langsung dipindai dengan CT-Scan.

Ujian CSnya bermodel seperti OSCE (Objective Structured Clinical Examination) dengan 11 hingga 12 pos-pos stasiun. Di sini kita harus mampu untuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien yang telah distandarisasi selama 15 menit dan memikirkan diagnosa diferensial selama 10 menit.

Yang dinilai dalam Ujian USMLE Step 2 CS adalah:
• Proses bagai menghadapi pasien
• Pengumpulan data medis
• Dokumentasi
• Kemampuan komunikasi dan interpersonal
• Kemampuan bertanya
• Kemampuan berbagi dan menyampaikan informasi
• Sikap dan hubungan yang profesional
• Mampu berbahasa Inggris dengan baik

USMLE STEP 3
USMLE Step 3 bersifat fakultatif bagi para residen, namun USMLE Step 3 perlu bagi mereka yang menginginkan untuk meraih visa H1.
USMLE Step 3 berupa 480 pertanyaan pilihan ganda dan diujikan selama 2 hari. Peserta akan diberikan simulasi-simulasi kasus yang berbasiskan komputer (computer-based). Jadi dengan program simulasi ini, peserta ditanyakan mengenai tindakan-tindakannya pada kasus tersebut. Ujian ini ingin menguji apakah peserta dapat berpraktik tanpa pengawasan (supervising).

SITUS TERKAIT
Untuk informasi lainnya dapat diakses di www.ecfmg.org, www.usmle.org, www.usmleweb. com, www.usmleworld. com, www.kaptest.com , www.aamcd.org/ students/ eras/, www.ama-assn. org.

VISA
Untuk visa yg umum digunakan oleh international medical graduates adalah H1 dan J-1 atau exchange visitor (bukan G-1), dan informasi mengenai ini bisa ditemui di ecfmg.org.
Visa H1 adalah visa pekerja non-imigran, yang dapat diperpanjang hingga 6 tahun, dan harus meminta green card. Untuk informasi lanjut dapat menanyakan ke kedutaan besar Amerika Serikat atau badan keimigrasian.

PENGAJUAN LAMARAN RESIDENSI
Setelah lulus USMLE yang diperlukan, maka kita akan mendaftarkan diri ke lembaga pendidikan untuk residensi. Ada 3 hal lagi yang perlu disiapkan yaitu surat pengantar dekan (dean’s letter) yang menginformasikana siapa kita, nilai-nilai (IPK, Indeks Prestasi Komulatif atau GPA, Grade Point Average), aktivitas (misalnya, mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa atau Senat Mahasiswa) selama di fakultas kedokteran, surat pernyataan diri (personal statement) seperti surat motivasi, dan pelampiran bila kita memiliki penghargaan, publikasi, atau penelitian. Yang terakhir ini mungkin bisa dikatakan jarang di fakultas kita. Pengalaman meneliti, mempresentasikan, menulis, atau memublikasi hasil karya dapat merupakan sebuah poin tambahan. Bila pendaftaran kita diterima, kita lanjut ke sesi wawancara.

dr. Ratih menambahkan, selama wawancara adalah waktu yang sangat tepat untuk memperlihatkan siapa diri kita, misalnya sikap profesional, ramah, cerdas, sopan, baik dalam berbahasa, dan lainnya. Walaupun nilai USMLEnya sempurna, bila memperlihatkan presentasi yang buruk saat wawancara, akan tetap ditolak.

Jadi, harus siap-siap!

DURASI RESIDENSI
Bila rekan-rekan berminat mengambil interna, dapat dijalani dalam masa 3 tahun. Obs-gyn sekitar 4 tahun, orthopedik 4 tahun, dan lainnya. Ketika ditanyakan oleh salah seorang peserta mengenai menjadi seorang kardiolog, dr. Ratih menginformasikan bahwa untuk menjadi seorang kardiolog, kita harus mengambil residensi interna dahulu, baru kemudian belajar lagi kardiologi selama 3 tahun. Bila kita ingin belajar lebih lanjut lagi, maka masa belajar dapat ditambah lagi. Begitupun dengan ilmu bedah plastik yang harus lulus bedah umum terlebih dahulu.

JENIS RESIDENSI
Ada 3 macam residensi di Amerika yaitu, university-based, community-based, dan campuran keduanya. Bila university-based maka kita akan residensi di rumah sakit universitas dan biasanya lebih ditekankan pada riset. Tipe community-based, peserta residensi akan menjalani proses belajar di rumah sakit non-universitas, sehingga lebih banyak menghadapi tindakan praktis yang ditemui sehari-hari sebagai praktisi medis.

Menurut dr. Ratih, bidang spesialisasi yang sulit di Amerika kini adalah bidang bedah (terutama bedah plastik), ilmu penyakit mata (oftalmologi) , dan ilmu penyakit THT (otolaringologi) . Untuk yang berpenghasilan yang tinggi, yaitu seperti bedah plastik.

Masalah yang dahulu sempat muncul di residensi Amerika adalah jam kerja yang terlalu lama, terutama para dokter bedah. Namun sekitar 2 tahun belakangan ini sudah diterbitkan peraturan bahwa jam kerja tidak boleh lebih dari 80 jam. Masa kerja sudah dijamin oleh pemerintahnya.

*Maka?*
Residensi asal Indonesia sudah cukup banyak di Amerika. Kini, giliran Anda!

Informasi dari Dr. Jungnickel mengenai informasi studi di Jerman

Berufserlaubnis bukan surat izin praktek (dlm arti kecil sih benar, bekerja sebagai dokter ).


Untuk melakukan tugas sebagai dokter (SID) di Jerman diperlukan 2 macam surat ijin:


1. Approbation fuer Aerzte. Ini hanya diberikan kepada dokter2 pemegang warganegara Eropa atau dokter2 yg tidak memiliki kewarganegaraan. atau dokter2 yg sdh melakukan pelayanan kesehatan di daerah yg kekurangan tenaga dokter selama 10-15 thn.


2. Berufserlaubnis nach paragraph 10 der Bundesaerzteordnung . Ini dikeluarkan oleh kantor dinas kesehatan negara2 bagian (bundesland), dan nama kantor ini ditiap Bundesland dapat ber-beda2.

- di Berlin atau di Bayern dokuman ini dikeluarkan oleh Ministerium fuer Gesundheitwesen.

- di Nordrhein Westfalen atau Niedersachsen oleh Bezirksregierung.

- di Hamburg oleh Gesundsheitsbehoerde.


Berufserlaubnis ini waktunya biasanya terbatas, biasanya 1 - 3 thn dan harus diperpanjang kembali minimal 4 minggu sebelum habis masa berlakunya.

Berufserlaubnis ini diberikan kepada dokter2 asing yg diizinkan utk bekerja di German, baik yang tamat di German ataupun di luar German.


Aerztekammer tidak ada hubungannya sama sekali dgn Berufserlaubnis. Aerztekammer hanya mengatur pendidikan dokter spesialis dan kualitas dokter2 yg bekerja di daerah wewenangnya tsb.


Apabila masa pendidikan/ Weiterbildungsordnung fuer Aerzte“ sudah selesai dan sudah lulus „Facharztpruefung“, maka pengakuan sebagai dokter spesialis akan didapat.


Saya kurang tahu apakah pendidikan Facharzt dari German diakui 100% oleh Depkes Indonesia. Tapi saya rasa dlm hal ini yg penting bukan titelnya, tapi "know how"nya dlm bidang yg telah dibelajari.


Kurikulum utk jadi dokter spesialis di German sangat berbeda sekali dgn di Indo (setahunya saya). Untuk lebih detail bisa minta keterangan sama Aerztekammer.


*tambahan lagi: surat utk membuka praktek/izin praktek di German disebut "Kassenzulassung", yang dapat diperoleh dari Aerztekammer. Setiap dokter yg bekerja sebagai dokter dgn izin dokter yg resmi (tdk perduli apa dgn Approbation atau Berufserlaubnis), wajib menjadi Anggota Aerztekammer di daerah dia bekerja dan akan mendapatkan Arztausweis/ identitas sebagai dokter (berlaku biasanya 5 thn).

Salam,

Dr.med. I.Jungnickel

Alumni FKUAJ 1970

Alumni Univ. Giessen 1977

Alumni Univ. Hamburg 1981